Oleh : Rahel Stepani Simbolon
Pada tahun 2017 dunia dihebohkan dengan serangan Ransomware WannaCry. Ransomware ini menyerang dengan mengunci sistem yang ada dalam komputer sehingga komputer tidak dapat diakses. Ransomware WannaCry ini setidaknya menyerang 200.000 organisasi dan 150 negara di dunia, termasuk Indonesia. Indonesia merupakan negara terdampak paling parah dari serangan WannaCry, namun di Indonesia belum ada laporan kerugian akibat virus WannaCry. Tetapi dari 150 negara yang terinfeksi serangan WannaCry ini diperkirakan kerugian yang ditimbulkan mencapai Rp 53 triliun. Dan serangan virus ini tercatat yang paling merusak sepanjang sejarah.
Virus Ransomware WannaCry adalah virus komputer berbentuk software yang bertujuan untuk mendapatkan uang tebusan dari para pemilik komputer yang terjangkit virus ini. Dana tebusan yang diminta adalah dengan pembayaran bitcoin yang setara dengan 300 dollar Amerika. Virus ini tersebar ke lebih dari 45.000 perusahaan di seluruh dunia pada 12 Mei 2017.
WannaCry memanfaatkan tools senjata siber dinas intel Amerika Serikat, The National Security Agency (NSA), yang dicuri hacker dan dibocorkan di internet. Sistem yang bisa terkena dampak dari virus ransomware adalah komputer, perangkat seluler, dan server. Kebanyakan serangan dari virus ransomware di komputer ditemukan pada komputer pribadi yang menggunakan sistem operasi Windows. Cara kerja Ransomware WannaCry adalah dengan melumpuhkan program atau toolspada komputer, keyboard dan mouse yang tidak berfungsi, tombol keyboard yang aktif hanya tombol keyboard angka dan enter, ada pesan peringatan ataupun ancaman yang mengaku dari pihak penegak hukum dan diminta untuk melakukan pembayaran.
Pada Jumat, 12 Mei 2017 WannaCry menyerang sistem di negara Spanyol, Inggris, Perancis, Jerman, Indonesia, dan lainnya. Sabtu, 13 Mei 2017 WannaCry menyerang Rusia, Turki. Namun pada sabtu sore, seorang peneliti keamanan berhasil meredam sementara penyebaran WannaCry dengan mengaktifkan “Kill Switch”. Rusia merupakan negara yang paling parah terdampak WannaCry. Setidaknya ada 1.000 kasus WannaCry yang menyerang sistem di Rusia.
Menurut riset dari Kaspersky Lab, selain Rusia terdapat beberapa negara yang cukup parah terdampak serangan WannaCry. Diantaranya Spanyol, India, Ukraina, Taiwan, China, Indonesia dan lainnya. Serangan WannaCry menyerang industri otomotif, telekomunikasi, perbankan, hingga rumah sakit dan dipaksa membayar tebusan. Di Indonesia sendiri, WannaCryterdeteksi telah menyerang Rumah Sakit Harapan Kita dan Dharmais. Ratusan server dan komputer untuk antrian sehingga pelayanan terhadap pasien terkendala. Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia menghimbau agar masyarakat tetap tenang dan meningkatkan kehati-hatian dalam berinteraksi di dunia siber.
Referensi :
Wijaya, Panda Surya. 2017. Kerugian Akibat Serangan Virus WannaCry Bisa Capai Rp 53 triliun. Diakses melalui:
https://www.merdeka.com/dunia/kerugian-akibat-serangan-virus-wannacry-bisa-capai-rp-53-triliun.html pada 3 Maret 2020.
Yusuf, Oik. 2017. Kronologi Serangan Ransomware WannaCry Yang bikin Heboh Internet. Diakses melalui:
https://tekno.kompas.com/read/2017/05/15/09095437/kronologi.serangan.ransomware.wannacry.yang.bikin.heboh.internet pada 3 Maret 2020.
Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. 2017. Himbauan Agar Segera Melakukan Tindakan Pencegahan Terhadap Ancaman Malware Khususnya Ransomware Jenis WannaCry. Diakses melalui:
Комментарии