top of page
  • Writer's pictureKSM Defensia UPN Veteran Yogyakarta

TRADISI PERNIKAHAN “DOWRY MURDER” DI INDIA BERUJUNG MAUT?

Updated: Aug 14, 2021

Oleh : Puspita Hasibuan


Dowry atau lebih dikenal dengan nama dejjah, daaj, atau sthreedhanam dalam bahasa Hindi merupakan hadiah atau warisan yang diberikan kepada calon pengantin perempuan dalam sistem pernikahan yang dianut oleh kasta atas India. Seiring dengan perkembangan zaman dan modernisasi, dowry kini hadir dalam berbagai bentuk sesuai permintaan keluarga suami. Beberapa penelitian mengemukakan sejak awal dekade 1990-an, dowry mulai hadir dalam berbagai bentuk seperti jam tangan emas, TV, lemari es, pendingin ruangan, sepeda motor dan mobil mewah. Belum lagi, kemungkinan permintaan dowry yang terus berlanjut bahkan setelah menikah, seperti pada hari raya, hari ulang tahun, dan sebagainya.


Dowry tambahan inilah yang sulit untuk dipenuhi oleh keluarga calon istri, mengingat besarnya pengeluaran untuk dowry sebelum pernikahan. Kegagalan untuk memenuhi permintaan tambahan dowry tersebutlah yang menjadi awal dari berbagai tindakan yang oleh Galtung didefinisikan sebagai kekerasan langsung. Kekerasan langsung ini melibatkan pelaku, yaitu suami dan keluarga suami serta korban yang selalu perempuan. Kekerasan terhadap perempuan dimulai dari ancaman, penganiayaan fisik dan mental hingga terjadinya tindakan pembunuhan yang disebut sebagai dowry murder.


Bentuk umum tindakan kekerasan seperti dowry murder ini misalnya dengan menyiramkan minyak tanah ke tubuh sang istri kemudian menyulutnya dengan api hingga terbakar dan tewas (bride burning). Praktek bride burning lebih dipilih untuk melenyapkan nyawa pengantin perempuan tersebut karena beberapa alasan. Pertama, minyak tanah sangat mudah didapat dan selalu tersedia sebagai bahan bakar memasak bagi keluarga kelas menengah ke bawah di India. Kedua, penyiksaan tersebut dilakukan di rumah, tepatnya di dapur sehingga seringkali tidak mencurigakan. Sari yang dikenakan oleh perempuan India terbuat dari bahan yang mudah terbakar sehingga api dengan cepat dapat menjalar dan melalap tubuh perempuan tersebut dan membunuhnya dengan sedikit bukti atau bahkan tidak ada bukti pembunuhan. Pembakaran juga dapat menutupi tindakan penganiayaan fisik yang ditujukan kepada perempuan tersebut oleh suami atau mertua dan ipar-iparnya sebelum kematiannya.


Referensi:

Resen, P. T. K. -. Kekerasan terhadap Perempuan dan Keamanan Manusia: Studi kasus Dowry Murder di India. Diakses dari: https://repositori.unud.ac.id/protected/storage/upload/repositori/f8e7df8e37b60498e64aa5995c70885c.pdf




332 views0 comments

Comments


bottom of page