top of page
Writer's pictureKSM Defensia UPN Veteran Yogyakarta

PRESS RELEASE DISKUSI MINGGUAN : JAPAN AND SOUTH KOREA : TRADE WAR IMPACT ON THE ECONOMY

Updated: Aug 14, 2021

Jepang dan Korea telah menjalin hubungan diplomasi sejak lama. Pada 1392, Jepang dan Korea menjalin hubungan diplomasi untuk menyebarkan seni budaya dari Cina Daratan menuju Kepulauan Jepang. Hubungan keduanya berjalan damai hingga Jepang menganggap Korea Selatan sebagai batu pijakan untuk menaklukan Cina pada 1592. Pada Perang Dunia II, Jepang ingin menginvasi Korea seutuhnya. Pada 1910, Jepang melakukan kolonialisasi terhadap Korea. Hal tersebut meninggalkan banyak bekas luka, salah satunya adalah Jepang menjadikan para gadis desa menjadi comfort women (wanita penghibur) di daerah jajahan Jepang.


Pada 28 Desember 2015 terjadi kesepakatan untuk menyelesaikan masalah sejarah terkait comfort women. Namun pada 21 November 2018, Korea Selatan secara sepihak membatalkan perjanjian tersebut dan menutup yayasan yang didanai pemerintah Jepang untuk menangani pembayaran atas permasalahan comfort women. Pada 1 Juli 2019 Pemerintah Jepang mengumumkan akan memperketat ekspor bahan kimia yang dianggap penting bagi industri ke Korea Selatan. Jepang menduga Korea Selatan menyelundupkan bahan kimia ke Korea Utara untuk digunakan sebagai senjata. Pada 2 Agustus 2019 Jepang menghapus Korea Selatan dari whitelist. Sebagai balasan, pada 12 Agustus 2019 Jepang dikeluarkan oleh Korea Selatan dari mitra dagang favorit. Dalam usaha menangani permasalahan dua negara yang kian memanas, pada 11 Oktober 2019 diadakan pertemuan tahap pertama antara dua negara. Pertemuan tahap kedua dilaksanakan pada 19 November 2019, namun hasil kesepakatan masih belum tercapai. Namun meskipun sudah melalui dua tahapan negosiasi, hasil yang diinginkan tidak kunjung diperoleh.


Beberapa dampak ekonomi yang ditimbulkan karena adanya permasalahan antara Jepang dan Korea Selatan ini adalah sebagai berikut :

  1. Korea Selatan sebagai mitra dagang terbesar ke-3 Jepang di dunia tentu meninggalkan dampak yang besar bagi kedua negara. Menurunnya indeks saham kedua negara seperti indeks saham Jepang Nikkei 225 mengalami penurunan 2,11% dan Kospi dari Korea Selatan tururn 0,95%

  2. Penurunan wisatawan asing Korea Selatan pada negara Jepang

  3. Salah satu perusahaan fast retailing Jepang, UNIQLO mengalami penurunan penjualan menyebabkan penutupan toko di kota Seoul. Penurunan penjualan sebanyak hingga 40%.

  4. Perusahaan mobil Jepang juga mengalami banyak penurunan penjualan di Korea Selatan, mulai dari Toyota menurun 59,1 %; Honda 80,9%; Nissan 87,4 %

  5. Dalam Korea Selatan sendiri, salah satu komoditas ekspor Korea Selatan yaitu bir mengalami penurunan yang sangat signifikan sebesar 97% atau setara US $ 223.000.

Jepang dan Korea Selatan mengalami permasalahan terkait perang dagang disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya permasalahan atas comfort women yang belum selesai dan asumsi penjualan kembali bahan kimia Jepang oleh Korea Selatan kepada Korea Utara. Apabila dianalisis kembali, asumsi Jepang atas Korea Selatan sangat kontradiksi dengan apa yang terjadi antara Korea Selatan dan Korea Utara dimana diketahui hubungan keduanya masih memanas. Lantas kemudian terkait faktor comfort women, hal ini bisa menjadi pendorong konflik dikarenakan dari awal kedua negara memiliki persepsi berbeda atas comfort women. Jepang memandang hal tersebut sebagai kegiatan membangun rumah hiburan untuk memonitor penyebaran penyakit seksual menular, berbeda dengan Korea Selatan yang memandang sebagai rumah untuk pelacuran. Kemudian faktor utama yang menjadi pemicu konflik adalah adanya pergeseran posisi kekuatan terkait hal hiburan. K-Pop sangat dominan posisinya saat ini, begitu juga manhua (komik Korea Selatan) yang mulai banyak diminati di pasar dunia. Hal ini mengakibatkan Jepang yang dulu menjadi negara penguasa pasar hiburan merasa terusik, sehingga berupaya untuk merebut kembali kejayaannya.




18 views0 comments

Comments


bottom of page