top of page
  • Writer's pictureKSM Defensia UPN Veteran Yogyakarta

PRESS REALESE DISKUSI MINGGUAN : DIAOYU ISLANDS : OWNERSHIP IN QUESTION

Updated: Aug 14, 2021

Pulau Diaoyu/Senkaku, pulau yang dikelola Jepang, yang terbentuk dari 5 pulau kecil mencangkup area 7km persegi. Terletak sekitar 200 km barat daya dari pulau Okinawa jepang dan arak yang sama di timur laut Taiwan. Pulau ini berada dibawah kendali oleh AS seusai Perang Dunia kedua, dikembalikan ke Jepang bersama Okinawa dan pulau sekitarnya. Pulau ini telah diperebutkan oleh Negara Jepang dan Negara Cina. Area tersebut diperebutkan kedua belah pihak karena memiliki SDA perikanan yang melimpah. Pihak Komisi Ekonomi PBB untuk Asia dan Timur jauh juga mengatakan bahwa tampaknya wilayah tersebut memiliki potensi besar sebagai provinsi minyak masa depan dunia.


Awal mula permasalahan tersebut bermula saat masa perang dunia kedua , Amerika menguasai Jepang sementara. Kemudian daerah yang telah dikuasai Jepang harus dikembalikan. Namun, pulau Diaoyu tidak dikembalikan ke Cina. Cina pun merasa tidak terima dengan hal tersebut, terlebih pada tahun 1968 diketahui pulau tersebut mempunyai sumber daya alam. Kemudian pihak Cina serta didukung oleh Taiwan memboikot dan melakukan orasi besar-besaran di gedung dubes Jepang.


Kedua Negara tersebut juga telah mengeluarkan pernyataan. Di Jepang, kaum konservatif yang dipimpin oleh Perdana Menteri Shinzo Abe ingin menulis ulang konstitusi “pasifis” negaranya. Pada tahun 2012, Perdana Menteri Jepang saat itu, Yoshihiko Noda, memutuskan menasionalisasi beberapa pulau dari pemilik privat Jepang dengan membeli 3 pulau karena ingin mengurangi tensi antara kedua negara. Jepang sendiri secara hukum menganggap dapat mengklaim wilayah Senkaku menjadi wilayahnya karena pulau tersebut tidak bertuan. Sehingga Jepang beranggapan pulau tersebut tidak termasuk kedalam daftar yang harus dikembalikan dalam Perjanjian San Fransisco.


Sementara itu, para pemimpin Cina, dengan taktiknya, mengerahkan retorik anti-Jepang dan semakin tegas dalam klaim wilayah teritorial. Beijing pun mulai memutuskan meningkatkan patrol maritime di sekitar pulau Diaoyu. Hal itu dikarenakan Cina beranggapan bahwa di dalam dokumen sejarah Jepang, kepulauan Senkaku merupakan bagian dari Cina, tetapi berhasil di ambil Jepang. Namun setelah kekalahannya dan berdasarkan Perjanjian San Fransisco Jepang harus mengembalikan wilayah tersebut. Pihak Amerika tidak segera mengganti kepemilikan atas kepulauan senkaku, sehingga Jepang beranggapan wilayah tersebut adalah miliknya.


Kemudian pada tahun 2013, Cina menciptakan zona identifikasi pertahanan udara di atas Laut Cina Timur, zona ini tumpang tindih dengan zona identifikasi milik Jepang. Cina beranggapan bahwa Jepang yang memulai konfrontasi karena telah menggangu status quo di Diaoyu. Jepang mulai meningkatkan aktivitasnya disekitar pulau tersebut dengan rutin melakukan patrol untuk mengawasi pergerakan China. Kemudian Jepang mengganti nama Tonosiro menjadi Tonosiro Senkaku pada Juni 2020. Pertengahan April Kapal China terlihat di perairan dekat Senkaku. 22 Juni 2020 telah terjadi peningkatan aktivitas China selama 70 hari berturut turut. Februari 2021 China kembali memasuki dan malah menyerang kepulauan Senkaku.


Untuk menyelesaikan masalah sengketa tersebut, sudah ada beberapa perjanjian yang dilakukan yaitu, Perjanjian Simonoseki pada tahun 1995, Perjanjian San Fransisco pada tahun 1951, dan Perjanjian Damai Cina dan Jepang pada tahum 1952. Namun setelah beberapa perjanjian tersebut, tetap tidak didapat titik terang. Hal ini dikarenakan kedua belah pihak tetap mengklaim wilayah tersebut adalah miliknya. Pada 2006 Jepang dan Cina sepakat untuk mengelola wilayah Senkaku, tetapi karena tidak ada detail kesepakatan, maka kesepakatan tersebut tidak berhasil terlaksana. Pada 2017 Perdana Menteri Jepang dan Presiden Cina setuju membuat awal baru, pada 2018 Perdana Menteri Jepang mengunjungi Beijing, sejak saat itu hubungan mulai terlihat hangat. Namun, situasi masih belum jelas diantara kedua belah pihak.


13 views0 comments

Comments


bottom of page