top of page
Writer's pictureKSM Defensia UPN Veteran Yogyakarta

Penembakan Massal di Kanada di Tengah Pandemi COVID-19

Updated: Aug 14, 2021

Oleh : Shindy Auriliyana Noh


Kanada merupakan salah satu negara di kawasan Amerika yang kini sedang menghadapi pandemi COVID-19. Jumlah kasus positif di negara ini per tanggal 25 April 2020 berjumlah 42.739 orang dan terus bertambah dari waktu-ke waktu. Akan tetapi, di bawah keadaan darurat pandemi COVID-19 di negara ini, terjadi peristiwa penembakan massal pada 19 April 2020. Penembakan massal ini terjadi di Nova Scotia yang merupakan salah satu provinsi di Kanada. Tersangka dari aksi penembakan massal tersebut adalah seorang pria bersenjata berusia 51 tahun muncul dengan seragam polisi dan berupaya untuk menyamarkan mobilnya agar mirip dengan mobil polisi saat melakukan aksinya.

Royal Canadian Mounted Police (RCMP) mengungkapkan bahwa pelaku, Gabrielle Wortman, menembaki 16 orang termasuk salah satu polisi perempuan selama amukan 12 jam dan terjadi aksi baku tembak antara pelaku dan polisi. Penembakan dimulai di kota kecil pesisir Atlantik di Portapique, sekitar 130 km utara (80 mil) Ibu kota Provinsi Halifax. Penduduk Portapique mengatakan bahwa pertama kali mereka mendengar tentang insiden itu pada hari Sabtu malam ketika polisi mendesak semua orang untuk tetap tinggal di dalam rumah. Petugas tiba di sebuah rumah setelah menerima beberapa panggilan darurat dan menemukan bahwa "beberapa korban" ada di dalam dan di luar kediaman. Selain itu, Wortman juga menembaki sejumlah orang di lokasi berbeda lainnya dan selain itu beberapa bangunan di kota Portapique terbakar sehingga korban tewas menjadi 22 orang.

Penembakan massal cenderung jarang terjadi di Kanada dikarenakan negara ini memiliki undang-undang kontrol senjata yang lebih ketat daripada Amerika Serikat. Akan tetapi, aksi penembakan ini merupakan penembakan terburuk yang terjadi di Kanada sejak tahun 1989. Walaupun wilayah Nova Scotia sedang menerapkan kebijakan tetap berada dirumah akibat dari pandemi COVID-19, penembakan ini tetap menewaskan sejumlah korban jiwa. Masyarakat Kanada yang sedang dalam situasi buruk akibat dari COVID-19 harus mengalami masa berkabung untuk para korban penembakan massal tersebut. Situasi tersebut membuat proses berduka yang dilakukan dilakukan dengan tidak menciptakan keadaan yang dapat menyebabkan penyebaran COVID-19 semakin meluas atau berduka pada jarak aman. Efek kumulatif dari virus COVID-19 yang dikombinasi dengan penembakan massal yang terjadi akan sekaligus menguji sistem tanggap darurat Kanada dengan cara kemungkinan tidak dipersiapkan sebelumnya.


Referensi

Austen, Ian. 2020. Mourning Victims of Canada’s Worst Mass Shooting Must Come at Safe Distance. Diakses dari: https://www.nytimes.com/2020/04/21/world/canada/nova-scotia- mass- shooting-victims.html pada 26 April 2020.

Cecco, Leyland. 2020. Nova Scotia shooting: death toll rises to 22 as more victims identified. Diakses dari: https://www.theguardian.com/world/2020/apr/21/nova-scotia-shooting-deat h-toll-canada pada 26 April 2020.

Porter, Catherine. 2020. When Hugs Can Kill: Mourning Nova Scotia’s Mass Shooting in a Pandemic. Diakses dari: https://www.nytimes.com/2020/04/24/world/canada/nova-scotia- killings-coronavirus-funerals.html pada 26 April 2020.

WHO. 2020. Coronavirus disease (COVID-2019) situation reports. Diakses dari: https://www. who.int/docs/default-source/coronaviruse/situation-reports/20200425-sitrep-96-covid-19.pdf?sfvrsn=a33836bb_4 pada 26 April 2020.






15 views0 comments

Recent Posts

See All

Comments


bottom of page