top of page
  • Writer's pictureKSM Defensia UPN Veteran Yogyakarta

KONFLIK ISRAEL-PALESTINA DI TENGAH PANDEMI CORONA

Updated: Aug 14, 2021

Oleh : Ajeng Sekaringtyas

COVID-19 telah menginfeksi lebih dari 8.000 warga negara Israel dan menewaskan sedikitnya 73 orang. Sementara di Tepi Barat yang diduduki oleh Israel, telah menginfeksi lebih dari 100 warga Palestina dan membunuh seorang wanita Palestina. Negara Palestina sendiri, mempunyai 218 kasus aktif COVID-19. Juru bicara pemerintah Palestina mengatakan bahwa, saat ini negara mereka sedang bertempur menghadapi dua medan. Medan pertama yang dimaksud adalah wabah virus, sementara kedua adalah penjajahan brutal yang terus dilakukan oleh Israel.


Sejak COVID-19 perlahan menyebar, polisi Israel telah menahan puluhan warga Palestina yang secara sukarela ingin membantu langkah pencegahan virus di Yerusalem. Namun disisi lain, wabah virus ini memaksakan kedua negara bekerjasama dan saling berkoordinasi dalam upaya melawan COVID-19. Otoritas Palestina dan Israel telah membangun koordinasi yang baik untuk mencegah penyebaran virus corona. Wujud kerjasama kedua negara mulai terlihat sejak Otoritas Palestina yang berbasis di Ramallah bekerja sama dengan pejabat kesehatan Israel. Mereka berkolaborasi untuk mengatur pergerakan warganya dan menerapkan kebijakan manajemen rumah sakit. Israel telah memastikan masuknya ambulans ke wilayah Palestina di Tepi Barat.


Pada Maret 2020, Israel dan Otoritas Palestina menyetujui kebijakan yang berupaya membatasi pergerakan populasi, sembari membiarkan warga Palestina tetap bekerja. Para pekerja diberi waktu 72 jam untuk memutuskan apakah tetap tinggal di Israel selama krisis atau kembali ke Tepi Barat. Meski kedua negara telah membuat langkah positif demi kebaikan warga dunia, Tel Aviv masih menolak mengeluarkan dana yang dipotong dari pajak rakyat Palestina. Dana tersebut sangat dibutuhkan oleh Palestina untuk meningkatkan kemampuan dalam memerangi wabah virus corona. Akibatnya, Palestina menghadapi wabah dengan keterbatasan. Jumlah peralatan medis dan fasilitas karantina yang kurang memadai membuktikan bahwa masih banyaknya kendala bagi Palestina dalam menghadapi virus corona. Kondisi Palestina yang memprihatinkan membuat bantuan internasional terus datang. Pemerintah Qatar menyumbangkan 10 juta dolar AS dan Kuwait memberikan bantuan keuangan darurat sebesar 5,5 juta dolar AS kepada Palestina untuk mengatasi wabah virus corona.


Seolah ketegangan atas proposal perdamaian pro-Israel oleh Presiden Trump dan janji Israel untuk mencaplok tanah-tanah Tepi Barat pada bulan lalu, nampak seperti sesaat dilupakan. Begitu juga dengan pemboman bulan lalu terhadap sebuah restoran Palestina yang menjadi tuan rumah delegasi jurnalis Israel. Perang terhadap virus, membuat dua negara ini sedikit melunak. Meski kedua negara telah memutuskan untuk menggalang persatuan, sejumlah pertikaian tetap tidak terelakkan. Tentara Israel masih terus melakukan penggerebekan di daerah-daerah Palestina dan menghancurkan rumah-rumah serta bangunan lainnya.


DAFTAR PUSTAKA




12 views0 comments

Comments


bottom of page