Oleh : Annisa Alya Salsabila
Sejak awal kemunculannya, wabah COVID-19 telah berhasil meresahkan masyarakat dunia. Disaat yang sama keberadaan wabah ini juga mengajarkan untuk lebih meningkatkan kepekaan individu terhadap kebersihan. Hal ini terlihat dari pemberitaan di berbagai media mengenai pembaharuan informasi jangkitan COVID-19. Penularan virus ini tergolong sangat cepat sehingga membuat seluruh pemerintah di berbagai belahan dunia menganjurkan masyarakatnya untuk menerapkan hal, seperti: social distancing, rajin mencuci tangan, menjaga kebersihan diri, mengisolasi diri secara mandiri selama 14 hari setelah bepergian dari daerah terjangkit, menerapkan sistem WFH (Work From Home), serta menggunakan masker ketika bepergian. Seluruh anjuran-anjuran tersebut merupakan hasil koordinasi antara World Health Organization (WHO) dengan pemerintah seluruh negara guna menekan angka penyebaran virus ini.
Bagaikan topan kencang yang belum bosan untuk berputar, COVID-19 berhasil menumbangkan banyak korban dan menyebar di seluruh belahan dunia, termasuk di Afghanistan. Afghanistan sebagai negara dengan populasi 38.928.346 jiwa yang selama puluhan tahun telah menghadapi peperangan militer harus menambah masalah baru. Negara ini kini harus menambah beban perjuangannya untuk berperang melawan Virus Corona. Menurut media nasional setempat pada tanggal 24 Februari 2020, Kementerian Kesehatan Afghanistan melaporkan kepada WHO bahwa terdapat pasien pertama yang positif corona di negara ini. Pasien yang terinfeksi virus ini diketahui merupakan salah satu dari tiga orang yang baru kembali dari Iran. Lalu setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut ternyata positif terinfeksi Corona. Peningkatan pasien yang terinfeksi di Afghanistan hingga saat ini telah meningkat menjadi 4.033 kasus dengan korban jiwa sebanyak 115 kasus, pasien sembuh sebanyak 502 kasus, dan selebihnya masih dalam tahap perawatan.
Peningkatan jumlah pasien yang terinfeksi ini menjadi sorotan dunia karena kondisi masyarakat Afghanistan yang menolak anjuran dari pemerintah dan WHO mengenai isolasi diri. Masyarakat berpendapat bahwa keadaan ekonomi yang mereka alami mendesak untuk tetap menjalankan aktifitas seperti biasa. Mereka berdalih hal ini dilakukan karena jika tidak bekerja mereka akan mati kelaparan, hingga tercipta sebuah kalimat diantara masyarakat ‘Mati karena corona atau Mati karena kelaparan’. Hal ini menyusul kebijakan pemerintah dibawah koordinasi Presiden Ashraf Ghani yang memutuskan untuk menerapkan sistem lockdown sejak tanggal 18 April 2020 dan diperpanjang hingga 24 Mei 2020.
Bantuan logistik telah disalurkan oleh pemerintah pusat untuk mengurangi dampak dari lockdown. Akan tetapi, hal ini dinilai kurang adil hingga tidak merata sehingga masyarakat melayangkan aksi protes. Aksi protes mencapai puncaknya pada 10 Mei 2020, ketika proses pembagian donasi logistik kepada warga di Kantor Gubernur Provinsi Firozkoh. Ratusan warga sebelumnya telah bersiap untuk mengantri di luar kantor gubernur, namun secara tiba-tiba datang sekelompok demonstran yang berusaha masuk ke kantor gubernur. Walaupun upaya tersebut berhasil dihadang pihak kepolisian tetapi sempat terjadi bentrokan yang menewaskan 2 anggota polisi dan 4 warga sipil serta 19 orang luka-luka akibat kejadian ini.
Seperti yang kita ketahui bahwa di Afghanistan, kurang lebih 50 persen populasinya hidup di bawah garis kemiskinan dengan pendapatan kurang dari $1 setiap hari. Adanya pandemi COVID-19 tentu semakin meresahkan masyarakat dalam hal perekonomian. Meskipun pemerintah sudah berusaha untuk memberikan bantuan, tetapi ketika aksi protes yang memakan korban jiwa masih terjadi membuktikan bahwa belum meratanya bantuan logistik tersebut disalurkan.
Referensi:
Agence France-Presse. 2020. 6 Killes in Clashes at Afghanistan Food Aid Event. Diakses dari: https://news.abs-cbn.com/overseas/05/10/20/6-killed-in-clashes-at-afghanistan-food-aid-event pada tanggal 10 Mei 2020
Mehrdad, Ezzatullah. 2020. Afghanistan: War in the Time of Coronavirus. Diakses dari: https://thedip lomat.com/2020/04/afghanistan-war-in-the-time-of-coronavirus/ pada tanggal 8 Mei 2020
Saif, Shadi Khan. 2020. Afghanistan Extends Lockdown Amid Upward COVID-19 Trend. Diakses dari: https://www.aa.com.tr/en/asia-pacific/afghanistan-extends-lockdown-amid-upw ard-covid-19-trend/1826975 pada tanggal 8 Mei 2020
Saifullah, Masood. 2020. Coronavirus: Tough Times ahead As Afghanistan Struggles to Manage Pandemic. Diakses dari: https://www.dw.com/en/coronavirus-tough-times-ahead-as-afghanistan -struggles-to-manage-pandemic/a-53207173 pada tanggal 8 Mei 2020
Comments