Oleh : Gregorius Reinaldo D. S.
Meksiko sudah lama terkenal dengan kartel-kartelnya yang seringkali menimbulkan masalah baik di negaranya sendiri maupun negara tetangganya, yaitu Amerika Serikat. Drug-trafficking, perang antar geng, penyelundupan, dan masih banyak lagi hal-hal yang dilakukan oleh kartel Meksiko. Kartel-kartel besar memiliki kekuatan yang besar hingga dapat menarik masyarakat Meksiko yang miskin dan tersingkir untuk masuk ke dalam pasukannya. Maka dari itu, Pemerintah Meksiko sering kewalahan dalam menangani kartel yang tidak ada habisnya ini. Kartel kerap melemparkan sumber daya manusia miliknya kepada pemerintah untuk tetap mempertahankan daerah kekuasaannya.
Kartel Sinaloa merupakan kartel terbesar di Meksiko yang menguasai bagian utara dan barat Meksiko. Kartel Sinaloa bahkan memiliki markas sendiri yang berpusat di Culiacán, Sinaloa. Kartel Sinaloa adalah hasil dari pecahan kelompok-kelompok kartel dari Kartel Guadalajara yang sempat berkuasa di awal tahun 1980. Joaquín Guzmán Loera atau El Chapo menjadi pemimpin Kartel Sinaloa semenjak 1990 dan sempat masuk penjara dengan banyak hukuman berat seperti 20 tahun penjara. Menurut hasil penelitian Drug Enforcement Administration (DEA), Kartel Sinaloa menghasilkan $3 miliar hingga $39 miliar dolar setiap tahunnya yang mayoritas berasal dari penjualan narkoba.
Pada 18 Oktober 2019, Ovidio Guzman, anak dari El Chapo diculik oleh DEA dan sedang diproses untuk melakukan ekstradisi ke Amerika Serikat. Pasukan Sinaloa, yang biasanya bersembunyi di rumah-rumah penduduk dan berusaha menutupi jati diri mereka, memberontak dan mulai menyerang instalasi pemerintahan di sekitar Culiacán. Pasukan Meksiko pun diturunkan untuk menumpas pemberontakan kartel serta mencari kesempatan untuk menghancurkan Kartel Sinaloa tepat di markasnya. Pertempuran berlangsung selama 4 hari penuh dimana banyak orang terusir dari rumahnya dan terpaksa kabur dari area konflik. Mereka tidur di tempat seadanya dan berharap tidak bertemu kedua pasukan tersebut. Pada 22 Oktober, Pemerintah Meksiko menyerah dan mengembalikan Ovidio ke Sinaloa kembali karena telah menerima korban yang cukup banyak akibat dari taktik gerilya pasukan kartel yang bersembunyi sebagai penduduk biasa. Menurut ahli konflik bersenjata Amerika Latin, Raul Benitez, Kartel Sinaloa mendemonstrasikan kemampuan yang baik dalam mobilisasi pasukan serta mengambil alih kota dengan efektif.
Mantan Presiden Kolombia Alvaro Uribe memfasilitasi penjualan narkoba antara Kolombia dan Meksiko selama masa jabatannya berdasarkan laporan kepala keamanan kargo Colombia Air Cargo Lines. Jaime Uribe, saudara dari Alvaro, mempunyai dua anak bersama dengan Dolly Cifuentes, saudara dari Alex Cifuentes, tangan kanan dari El Chapo di Kolombia. Berdasarkan hasil wawancara jurnalis Kolombia Gonzalo Guillen dengan pilot pribadi El Chapo, DEA berhasil menangkap Boeing 707 yang mengarah ke Bogota berisikan penuh dengan uang dan diharapkan kembali membawa beberapa ton kokain.
Walau El Chapo sudah divonis penjara seumur hidup oleh Amerika Serikat, Sinaloa masih menjadi ancaman besar bukan hanya bagi Meksiko melainkan bagi seluruh dunia karena jangkauannya yang luas. Selain itu, El Mayo, bawahan langsung dari El Chapo, masih berkeliaran di Sinaloa dan menggantikan El Chapo menjalankan kartel dengan harapan El Chapo lekas kembali ke Sinaloa.
Daftar Pustaka
Sinoa Cartel - international crime organization - Amy Tikkanen
How the Sinaloa Cartel Bested the Mexican Army – Ioan Grillo, oct 22,2019
Mexico cartels: Which are the biggest and most powerful? – oct 24, 2019
Inside Colombia’s ‘Air Chapo’ Cocaine Shipping Scandal – Jeremy Kryt, Feb 07, 2020
Sinaloa Cartel paid Uribe to facilitate drug trafficking route between Colombia and Mexico – Adriaan Alsema, Jan 3, 2020
Comments