Oleh: Annisa Alya Salsabila
Sahara Barat merupakan salah satu wilayah di bagian Afrika Utara yang berbatasan langsung dengan Aljazair di sebelah Timur Laut, Maroko di sebelah Utara, dan dengan Mauritania di sebelah Timur dan Selatan. Dengan jumlah penduduk sebanyak 607.078 jiwa, luas wilayah yang hanya berkisar 266,000 km² serta dikenal dengan kekayaan mineral dan hasil laut di perairannya, wilayah ini berhasil menimbulkan polemik besar. Sejak awal kemerdekan hingga saat ini, Sahara Barat masih terkekang oleh sengketa wilayah yang diperebutkan oleh Maroko dan Front Polisario. Kedua pihak tersebut memiliki perbedaan pandangan atas kepemilikan wilayah dan otoritas yang berhak mengelola wilayah tersebut. Awal mula kemunculan konflik Sahara Barat pertama kali pasca Maroko merdeka dari penjajahan Perancis yakni sekitar tahun 1956 hingga 1975 dan disaat yang sama Sahara Barat lepas dari Spanyol pada tahun 1976.
Melalui klaim sejarah, Kerajaan Maroko mendeklarasikan wilayah kekuasaannya sebelum mengalami penjajahan dan perpecahan meliputi wilayah negara Maroko saat ini hingga wilayah Sahara Barat. Atas deklarasinya, Maroko mengklaim bahwa Sahara Barat merupakan bagian dari wilayahnya, tetapi belum mendapat pengakuan secara internasional. Disisi lain, Front Polisario sebagai organisasi pergerakan Sahara Barat menentang deklarasi Maroko dan menyatakan bahwa Sahara Barat serta masyarakat Sahrawi telah merdeka dari penjajahan. Adu senjata dari kedua pihak yang bertikai tidak dapat terhindari hingga membuat masyarakat sipil diharuskan untuk mengungsi dengan alasan keselamatan. Akhirnya, PBB ikut turun tangan meredam konflik ini dan membuat aturan khusus untuk gencatan senjata yang diawasi oleh MINURSO. Aturan ini dibuat pada tahun 1997 dengan perjanjian antara MINURSO dan masing-masing dari kedua belah pihak tentang "Perjanjian Militer No. 1". Perdamaian mulai tercipta ketika perjanjian tersebut ditandatangani antara Pasukan Militer Front Polisario dan MINURSO pada 24 Desember 1997 serta antara Angkatan Darat Kerajaan Maroko dan MINURSO pada 22 Januari 1998. Upaya lain untuk mencegah perang kembali terjadi, kedua pihak yang bertikai sepakat untuk membangun sebuah benteng pembatas di perbatasan sepanjang kurang lebih 2700 km. Dan benteng tersebut telah memecah wilayah menjadi 2, yaitu wilayah kekuasaan Maroko dan wilayah kekuasaan Front Polisario.
Hingga awal tahun 2020, telah terhitung selama 22 tahun lamanya tidak terjadi aktivitas militer yang mengarah ke perang di perbatasan. Hal ini membuat MINURSO sebagai misi perdamaian PBB di Sahara Barat menyatakan kondisi terpantau stabil. Kondisi stabil di perbatasan juga dinilai sebagai efek adanya pandemi COVID-19 yang sangat mengganggu rotasi ekonomi dan kesehatan sehingga masing-masing pihak lebih fokus untuk mengatasi penanganan efek pandemi di dalam negerinya. Tetapi, secara mengejutkan pada tanggal 18 November 2020, PBB melaporkan bahwa eskalasi konflik di Sahara Barat kembali memanas. Diketahui bahwa terdengar lucutan senjata api yang mengarah ke salah satu pos perbatasan desa Guerguerat. Pos tersebut melindungi jalur penghubung utama antara Maroko dan Mauritania, meski melintasi wilayah yang dikuasai Polisario. Penyerangan ini berlangsung sepanjang malam pada tanggal 17 November 2020.
Tidak lama setelah penyerangan tersebut, pemerintah Maroko menyatakan bahwa kejadian tersebut dilakukan oleh Front Polisario dan wajib bertanggung jawab penuh atas kerugian yang ditimbulkan. MINURSO juga melaporkan bahwa sebelum penyerangan pos, masyarakat Sahrawi dibawah Front Polisario sempat menyatakan perang dan telah mempersiapkan diri untuk berperang melawan Maroko demi memerdekakan Sahara Barat secara utuh. Dengan rentetan peristiwa tersebut, kondisi Sahara Barat telah mengalami eskalasi konflik yang berpotensi kembali terjadi perang akibat perjanjian gencatan senjata yang telah dilanggar oleh Front Polisario.
Referensi
Brahm. 2020. Konflik Maroko dan Polisario Kembali Memanas Usai 29 Tahun Berdamai. Diakses melalui https://www.idntimes.com/news/world/brahm-1/konflik-maroko-dan-polisario-kembali-memanas-usai-29-tahun-berdamai-c1c2/3
DW. 2020. Sahara Barat Memanas, Maroko dan Front Polisario Saling Serang. Diakses melalui https://www.dw.com/id/maroko-lancarkan-perang-kuasai-sahara-barat/a-55644235
Sri Khairunnisa Ariyati. Analisa Konflik Wilayah Sahara Barat dan Upaya Resolusi Konflik. Diakses melalui https://ojs.uph.edu/index.php/JHIV/article/download/2458/970
Comments