Strategi Pertahanan Keamanan Siber yang Harus Dilakukan Italia dalam Menghadapi Serangan DDoS (Distributed Denial of Service) oleh Kelompok Pro-Rusia
- KSM Defensia UPN Veteran Yogyakarta
- May 6
- 4 min read

Oleh: Jullanar Hawa Nur Amalina Globalisasi didorong oleh salah satu komponen utama yaitu teknologi. Cara manusia bekerja, belajar, dan berinteraksi telah dipengaruhi oleh internet yang maju. Contohnya, orang-orang dari berbagai negara dapat terhubung dan saling berinteraksi dalam waktu singkat dan tanpa harus bertemu secara langsung karena adanya media sosial dan internet yang memadai. Dalam dunia bisnis, teknologi juga telah meningkatkan efisiensi dan mempercepat perdagangan internasional melalui aplikasi online shop. Namun, teknologi juga mempunyai tantangan di balik manfaatnya. Tantangan ini bisa berupa keamanan data dan privasi. Sejak berkembangnya teknologi, banyak data-data pribadi yang tersimpan secara digital sehingga risiko pencurian dan penyalahgunaan data tersebut akan semakin tinggi.
Di era yang serba digital ini, keamanan siber sangat diperlukan untuk menjaga data-data yang akan dicuri atau disalahgunakan. Keamanan siber adalah upaya melindungi data dari ancaman seperti peretasan, malware, pencurian identitas, serta melindungi jaringan dan sistem komputer. Karena negara-negara di seluruh dunia sudah saling terhubung, sangat memungkinkan bahwa serangan siber bisa terjadi dalam lintas negara. Serangan siber yang terjadi bisa mengancam individu, lembaga pemerintahan, maupun perusahaan multinasional. Serangan ini dapat mengganggu stabilitas ekonomi, keamanan suatu negara, dan dapat menyebabkan kerugian finansial.
Serangan DDoS (Distributed Denial of Service) yang dilakukan oleh kelompok pro-Rusia terhadap Italia pada tahun 2024 merupakan salah satu bentuk serangan siber yang tujuannya untuk melemahkan sistem atau layanan online dengan menyerbu jaringan target menggunakan lalu lintas data dengan jumlah yang sangat besar. Akibatnya, situs web menjadi lambat dan bisa jadi tidak dapat diakses sama sekali. Serangan ini dapat berdampak pada pelayanan publik, sektor keuangan, sampai infrastruktur penting suatu negara. Situs web dan sistem paling penting di Italia menjadi terancam karena ditargetkan oleh serangan DDoS. Politik menjadi alasan utama mengapa serangan ini diluncurkan. Karena Italia merupakan negara yang mendukung Ukraina, kelompok pro-Rusia ingin memberikan dampak ekonomi dan sosial terhadap Italia yang memiliki kebijakan berlawanan terhadap kepentingan Rusia. Serangan ini biasanya juga dilakukan semata-mata untuk menakut-nakuti masyarakat.
Serangan DDoS terhadap Italia memunculkan berbagai konsekuensi, diantaranya adalah meningkatnya biaya pemulihan sistem, terganggunya pelayanan publik, serta perlunya peningkatan pertahanan keamanan siber oleh pemerintah.
Pertahanan keamanan siber merupakan upaya untuk melindungi sistem informasi, jaringan, dan data dari berbagai ancaman siber yang dapat mengakibatkan gangguan juga ancaman bagi negara, organisasi, maupun individu. Pertahanan keamanan siber juga berfokus pada kemampuan untuk mendeteksi, merespons, dan memulihkan sistem setelah terjadi insiden siber. Tahap yang pertama untuk menghadapi serangan siber ini yaitu pencegahan (prevention), yang bertujuan untuk mengurangi terjadinya serangan dengan menerapkan langkah-langkah tertentu yakni penggunaan firewall, sistem enkripsi data, kebijakan akses ketat, serta penerapan autentikasi multi-faktor (MFA). Pelatihan dan kesadaran pengguna internet juga sangat penting untuk mencegah serangan yang memanfaatkan faktor manusia seperti phising. Tahap kedua yaitu deteksi (detection). Aktivitas yang mencurigakan dan serangan yang sedang berlangsung harus dipantau dengan sistem deteksi intrusi (Intrusion Detection System/IDS). Mencegah ancaman dan mengidentifikasi pola serangan sebelum menyebabkan kerusakan yang lebih besar juga banyak dilakukan dengan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI). Tahap yang ketiga yaitu respon (response), dimana tahap ini dilakukan jika serangan berhasil menembus sistem. Tahap ini diperlukan untuk mengurangi dampak dari serangan tersebut dengan tim keamanan siber yang perlu dengan cepat mengambil tindakan seperti memutus akses terhadap sistem yang terinfeksi, menonaktifkan akun yang berisiko, dan mengisolasi serangan agar tidak menyebar lebih luas. selain langkah-langkah tersebut, investigasi forensik juga dibutuhkan untuk mengetahui bagaimana serangan terjadi dan memikirkan upaya kedepannya sehingga tidak terjadi hal yang sama. Tahap yang terakhir yaitu pemulihan (recovery) yang bertujuan untuk memulihkan sistem ke keadaan yang normal setelah terjadi serangan. Caranya adalah dengan memulihkan data yang mungkin telah dicuri atau dirusak, memperbaiki kerentanan keamanan yang telah dimanfaatkan oleh penyerang, serta memperbarui sistem dan kebijakan keamanan agar lebih tahan terhadap ancaman di masa mendatang. Organisasi juga perlu melakukan komunikasi krisis kepada pihak-pihak terkait untuk kepercayaan dan transparansi.
Dengan adanya teknologi yang semakin berkembang, sangat memungkinkan terjadinya serangan-serangan yang dilakukan oleh kelompok satu ke kelompok yang lain menggunakan teknologi ini. Kelompok yang menjadi sasaran pasti merasa terancam sehingga membutuhkan strategi pertahanan keamanan siber yang gunanya untuk mencegah dan menghadapi serangan tersebut. Dengan penyusunan strategi yang matang, pastinya suatu kelompok akan lebih mudah untuk menghadapi serangan yang lain apabila kejadian seperti sebelumnya terjadi lagi.
Daftar Pustaka
Aji, Muhammad Prakoso. “Dinamika Masalah Politik dalam Negeri dan Hubungan Internasional.” Sistem Keamanan Siber dan Kedaulatan Data di Indonesia dalam Perspektif Ekonomi Politik (Studi Kasus Perlindungan Data Pribadi) [Cyber Security System and Data Sovereignty in Indonesia in Political Economic Perspective], vol. 13, no. 2, 2022. Jurnal Politica, https://vs-dprexternal3.dpr.go.id/index.php/politica/article/view/3299. Accessed 28 Maret 2025.
Durrah. Faktor Globalisasi Dalam Aktivisme Siber (Cyber Activism) Pro Demokrasi: Kajian Kes Gerakan Pro-Demokrasi Thailand. waqafilmunusantara.com,
https://waqafilmunusantara.com/wp-content/uploads/2023/03/72_article_FAKTOR-G LOBALISASI-DALAM-AKTIVISME-SIBER-Competition.pdf. Accessed 28 Maret 2025.
“Hacker Pro-Rusia Jadi Dalang Serangan Siber di Kemlu & Bandara Italia.” CNBC Indonesia, 29 December 2024, https://www.cnbcindonesia.com/news/20241229075029-4-599278/hacker-pro-rusia-ja di-dalang-serangan-siber-di-kemlu-bandara-italia. Accessed 3 April 2025.
Ineu Rahmawati. “Jurnal Pertahanan dan Bela Negara.” Analisis Manajemen Risiko Ancaman Kejahatan Siber (Cyber Crime) dalam Cyber Defense, vol. 7, no. 2, 2017. jurnal.idu.ac.id, https://jurnal.idu.ac.id/index.php/JPBH/article/view/179. Accessed 28 Maret 2025.
Piovaccari, Giulio, and Jane Merriman. “Cyber attack on Italy's Foreign Ministry, airports claimed by pro-Russian hacker group.” Reuters, 28 December 2024, https://www.reuters.com/technology/cybersecurity/cyber-attack-italys-foreign-ministr y-airports-claimed-by-pro-russian-hacker-2024-12-28/. Accessed 3 April 2025.
Setiyono, Arif. “Jurnal Mahasiswa Magister Hubungan Internasional.” Dinamika Strategi Pertahanan Rusia melalui Perang Hibrida (Hybrid Warfare) Dalam Konflik dengan Ukraina Tahun 2020 - 2023, vol. 1, no. 1, 2024, pp. 561-567. ejournal.fisip.unjani.ac.id, http://ejournal.fisip.unjani.ac.id/index.php/DGSJ/article/view/2902/566. Accessed 28 Maret 2025.
Comments