top of page

Serangan Drone Ukraina Dalam Operation Spiderweb Terhadap Pangkalan Udara Rusia: Antara Strategi Militer dan Bencana Kemanusiaan

  • Writer: KSM Defensia UPN Veteran Yogyakarta
    KSM Defensia UPN Veteran Yogyakarta
  • 19 hours ago
  • 4 min read

Oleh : Dhyvanne Yardley Tando

Pada tanggal 1 Juni 2025, terjadi serangkaian ledakan di pangkalan udara jauh di dalam wilayah Rusia oleh Security Service of Ukraine (SBU) sebagai bagian dari Operation Spiderweb: serangan terkoordinasi yang menargetkan pangkalan udara Rusia dengan drone yang disembunyikan dan diluncurkan dari truk di dalam wilayah Rusia (Jensen, 2025). Hal menjadi peringatan keras bagi para ahli strategi militer Moskow, dimana operasi ini mengisyaratkan bahwa tidak ada wilayah aman bagi Rusia dalam hal jangkauan operasi militer; membantah aturan perang tradisional. Serangan terkoordinasi tersebut menargetkan aset Penerbangan Jarak Jauh Angkatan Udara Rusia di lima pangkalan udara: Belaya, Dyagilevo, Ivanovo Severny, Olenya, dan Ukrainka (Mazhulin et al, 2025). Menurut Reuters, serangan ini berhasil menargetkan pesawat Tupolev Tu-95, Tu-22, dan A-50, namun menurut SBU, serangan ini juga berhasil menargetkan pesawat Tu-160, An-12, dan Il-78 (Collett-White et al, 2025). Selain dampak militer melalui operasi tersebut, tidak menutup kemungkinan akan menyebabkan bencana kemanusiaan: rasa ketidakamanan penduduk sipil Rusia bahwa mereka bisa menjadi target atas operasi militer Ukraina, dan balasan militer Rusia atas operasi militer Ukraina yang kemudian mengancam penduduk sipil Ukraina, serta membuat kondisi geopolitik menjadi semakin tidak stabil mengingat serangan ini terjadi saat rangkaian perundingan damai antara Rusia dan Ukraina di Turki berlangsung. 

Operasi Spiderweb oleh Ukraina merupakan bentuk pembelaan atau perlindungan atas infrastruktur dan penduduk sipil Ukraina dengan menghancurkan pengebom jarak jauh Rusia. Seperti yang telah disinggung dalam pendahuluan, Rusia menggunakan pesawat pengebom jarak jauh Rusia seperti Tu-95, Tu-22, dan Tu-160 untuk mengebom infrastruktur jauh di wilayah Ukraina, seperti di Odessa, Kiev, Lvov, dan lainnya. Ukraina mengklaim telah menghancurkan 41 pesawat Rusia yang menyebabkan kerusakan senilai $7 miliar, melemahkan kapabilitas militer Rusia dalam hal pengeboman jarak jauh serta memaksa Rusia mendispersikan armadanya dan memperlambat kemampuan serang jarak jauh mereka (Jensen, 2025; Kiley, 2025). Pesawat pengebom yang tidak terkena dampak operasi perlu direlokasi dan melindungi pangkalan dari serangan berulang berarti meningkatkan sistem pertahanan pangkalan udara akan memberatkan Rusia karena membutuhkan biaya, serta operasi tersebut akan mengalihkan tentara dan teknisi terlatih di garis depan untuk memfortifikasi objek vital di wilayah Rusia. Operasi ini juga memiliki dampak psikologis yang kuat terhadap Rusia, dimana Ukraina yang telah berperang selama lebih dari tiga tahun mampu meluncurkan operasi militer jauh ke wilayah Rusia; melemahkan moral Rusia. Walaupun Ukraina berhasil menurunkan kapabilitas Rusia dalam pengeboman jarak jauh dan memberikan efek psikologis, bukan berarti Rusia tidak dapat membalas atas serangan tersebut.

Dari sudut pandang Rusia, Operasi Spiderweb merupakan bentuk aksi terorisme yang dilakukan oleh rezim Kiev. Penyusupan 117 drone ke dalam wilayah Rusia menggunakan truk yang disamarkan sebagai kontainer kayu menunjukkan tindakan infiltrasi yang sistematis dan terencana yang mengancam keamanan dalam negeri Rusia (Stewart, 2025a). Para pejabat AS meyakini bahwa ancaman balasan Rusia terhadap Ukraina atas serangan terhadap pangkalan udara Rusia akan menjadi serangan balasan yang signifikan dan multi-arah. Lima hari setelah operasi Spiderweb Ukraina, Rusia melancarkan serangan rudal dan pesawat nirawak pada hari Jumat ke ibu kota Ukraina, Kiev. Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan serangan terhadap sasaran militer dan yang terkait dengan militer itu merupakan respons terhadap apa yang disebutnya "tindakan teroris" Ukraina terhadap Rusia, namun para pejabat AS yakin bahwa respons Rusia yang sebenarnya belum terjadi (Stewart, 2025b). Putin memberitahu Presiden Donald Trump dalam percakapan telepon pada hari Rabu (4 Juni) bahwa Moskow “akan menanggapi serangan tersebut,” kata Trump dalam sebuah posting media sosial. Trump kemudian mengatakan "it's probably not going to be pretty" (Stewart, 2025b). Hal ini mengisyaratkan bahwa respon balasan Rusia akan memberi efek kerusakan yang besar, namun apakah hal ini berarti aspek kemanusiaan diabaikan?

Meskipun ada pendapat yang bertentangan dari Rusia dan Ukraina, serangan drone ini jelas berpotensi memperburuk bencana kemanusiaan yang sudah ada dan mengakibatkan eskalasi geopolitik yang signifikan. Setiap eskalasi militer berarti ancaman langsung terhadap kehidupan, properti, dan stabilitas bagi penduduk sipil di Ukraina dan Rusia: Serangan balasan yang kemungkinan besar akan memperburuk krisis pengungsian dan penderitaan masyarakat Ukraina, dan situasi ini menimbulkan ketidakpastian dan ketakutan yang mendalam di kalangan masyarakat Rusia akan serangan serupa yang dapat mengancam keamanan mereka. Eskalasi konflik yang melibatkan serangan jarak jauh ini juga meningkatkan risiko terjadinya kesalahan sasaran yang dapat menimbulkan korban sipil dan khawatir tentang konsekuensi jangka panjang dari konflik yang semakin memanas. Operasi militer Ukraina ini juga dieksekusi saat rangkaian perundingan damai di Turki, memberi makna bahwa pihak Ukraina menginginkan perdamaian satu-arah; lebih menguntungkan Ukraina (Collett-White et al, 2025). Oleh karena itu, serangan ini lebih merupakan sinyal yang buruk bahwa konflik akan semakin parah dan perundingan damai akan sangat sulit menemukan jalan keluar.

Sebagai kesimpulan, Operasi Spiderweb yang dilancarkan Ukraina terhadap pangkalan udara Rusia dapat dikategorikan sebagai sebuah strategi militer yang menentang aturan militer tradisional, dimana Ukraina dapat melancarkan operasi militer behind enemy lines (di belakang garis depan lawan) dan mengklaim berhasil menghancurkan 41 pesawat Rusia. Bagi Ukraina, operasi ini merupakan bentuk pembelaan atau perlindungan atas infrastruktur dan penduduk sipil Ukraina dengan melemahkan kapabilitas militer Rusia dalam hal pengeboman jarak jauh. Namun bagi Rusia, serangan ini merupakan tindakan “terorisme”, mengancam akan melakukan serangan balasan atas tindakan yang dilakukan Ukraina. Serangan Ukraina dan ancaman balasan Rusia kemudian berpotensi menyebabkan bencana kemanusiaan akibat perang Rusia-Ukraina semakin buruk, dimana akan memperburuk krisis pengungsian dan penderitaan masyarakat Ukraina dan menimbulkan ketidakpastian dan ketakutan yang mendalam di kalangan masyarakat Rusia akan serangan serupa. Menurut saya, serangan Ukraina terhadap pangkalan udara Rusia memang sangat efektif, namun merupakan taktik yang blunder karena dilancarkan saat rangkaian perundingan damai di Turki dilakukan oleh Rusia dan Ukraina agar perang ini menemukan jalan keluar.


Comments


bottom of page